Sejarah
Kabupaten Brebes
Ada beberapa pendapat asal muasal nama Brebes. Yang
pertama mencoba menghubungkannya dengan keadaan alamiah daerah Brebes yang pada
awal mulanya konon mempunyai banyak air dan sering tergenang air, bahkan ada
kemungkinan masih berupa rawa-rawa. Mengingat banyak air yang merembes,
Munculah kemudian nama Brebes, yang selanjutnya
mengalami "verbastering" (perubahan) menjadi Brebes. Pendapat kedua
mencoba menalikannya dengan peri masuknya agama Islam pada awal mulanya ke
Brebes, yang sekalipun dihalang-halangi namun ternyata masih juga merembes,
yang dalam bahasa daerah disebut disebut "berbes". Oleh karenanya
muncullah kemudian nama Berbes, yang selanjutnya berubah menjadi Brebes.
Pendapat yang ketiga mencoba menerangkan asal muasal nama Brebes dari kata-kata
"bara" dan "basah".
"Bara" berarti hamparan tanah datar yang
luas, sedang "basah" berarti banyak mengandung air. Kedua-duanya
cocok dengan keadaan daerah Brebes, yang kecuali merupakan air. Kedua-duanya
cocok dengan keadaan daerah Brebes yang kacuali merupakan dataran luas, juga mengandung
banyak air, karena perkataan "bara" diucapkan "bere",
sedang "basah" diucapkan "beseh", pada akhirnya lahirlah
perkataan "Bere basah", yang untuk mudahnya kemudian telah berubah
menjadi Brebes.
Ada pula terdapat ceritera yang berkaitan denga kata
yang akhirnya menjadi kota Brebes yaitu:
Diantaranya Salem-Bantarkawung terdapat gunung
bernama "Baribis" dari gunung Baribis tersebut mengalir sungai
"Baribis" yang mengalir melalui dataran bagian utara bermuara di laut
Jawa dan setelah bergabung dengan aliran sungai-sungai yang alin merupakan
sungai besar dipantai utara Jawa. Sungai Baribis ini, pada jaman dulu dianggap
sebagai sungai yang bertuah = angker (Jawa) dan konon sungai tersebut juga
banyak buayanya. Orang-orang tua pada saat itu banyak yang melarang anak
cucunya untuk datang, menyeberangi, mandi dan sebagainya disungai tersebut.
Terlebih dalam saat berperang orang tua selalu memberikan peringatan-peringatan
yang melarang melangkahi/menyeberangi sungai tersebut. Untuk meyakinkan hal
ini, mka terungkaplah sebuah legenda tentang perang Arya Bangah dengan Ciyung
Wanara. Akibat menyeberangi sungai Baribis tersebut, Arya Bangah mengalami
kekalahan.
Dari kepercayaan akan hal tersebut maka sungai
Baribis itu dijadikan peringatan = pepenget = pepeling = pepali = larangan agar
jangan sampai pada saat berperang melangkahi = menyeberangi sungai tersebut.
Karena sungai Baribis menjadi larangan dari kaum
tua, maka sungai Baribis dikenal sebagai larangan, atau sungai pepali atau
pemali, yang berarti pepalan atau larangan.
Jadi dahulu menurut tutur beberapa orang tua di
daerah Brebes selatan sungai Pemali itu semula bernama sungai Baribis yang
bermata air dari gunung Baribis. Kemungkinan itu sebabnya, daerah ini disebut
daerah Baribis, yaitu daerah aliran sungai Baribis dan dari kata Baribis ini
menjadi Brebes.
Kalau kita perhatikan dengan seksama, nama-nama
tempat si pulau Jawa ternyata merupakancermin dari keadaan alam disekitar
masyarakat yang mendiami tempat-tempat itu dan cara berpikir mereka. Nama-nama
itu bisa kita bedakan dalam dua golongan besar. Yang pertama, yang secara
spontan telah lahir dari masyarakat di kota-kota itu sendiri, sedang yang
kedua, yang dengan sengaja telah diberikan atau diperintahkan oleh suatu
penguasa untuk dipakai, misalnya nama Surakarta Adiningrat, yang mula-mula
telah dipergunakan oleh Sultan Pakubuwana II pada tahun 1745 untuk menyebut
nama-nama tempat yang: 1. Berasal dari nama-nama tanaman, 2. Berasal dari
nama-nama binatang, 3. Berasal dari nama-nama benda tambang, 4. Berasal dari
nama-nama orang, 5. Mengingatkan kita pada suatu keistimewaan topografis.
Nama kota Brebes termasuk dalam katagori yang
kelima. Dalam bahasa Jawa perkataan Brebes atau Mrebes berarti "tansah
metu banyune" artinya "selalu keluar airnya" dan nama ini telah
lahir, mengingat pada awal mula sejarahnya, keadaan lahan di kawasan kota
Brebes sekarang ini memang selalu keluar airnya. Adapun kota-kota lain yang
juga memiliki nama-nama semacam itu, artinya yang telah lahir berdasarkan
keadaan tanahnya pada awal mula sejarahnya, bisa kita sebutkan antara lain
nama-nama kota Blora di daerah Jawa Tengah dan Jember di Jawa Timur. Nama Blora
telah muncul oleh keadaan tanah di kawasan kota itu pada mula sejarahnya memang
masih berupa rawa-rawa, sesuai dengan arti perkataan Blora atau Balora, yang
merupakan sebuah perkataan bahasa Jawa kuna yang berarti rawa, sedang nama kota
Jember telah lahir, mengingat pada awal mula sejarahnya keadaan tanah di
kawasan kota memang benar-benar jember atau njember, sebuah perkataan dalam
bahasa Jawa berarti reged ajenes, artinya kotor dan mengandung air.
Dari sumber yang dapat diketemukan, pada tahun 1640
/ 1641, nama Brebes itu sudah mulai tercantum di dalam penulisan / laporan /
daftar harian yang dibuat oleh VOC. Makin kesini makin banyak uraiannya,
meskipun hanya dalam hal sebagai tujuan atau persinggahan pengiriman
barang-barang penting dan bahan pokok, misalnya alat-alat untuk kompeni (VOC),
bahan pakaian, bahan makanan dan sebagainya.
Nama Brebes itu sendiri pernah ditulis: Barbas, Barbos
atau Brebes. Dari nama dan bagaimanapun juga asal muasalnya atau apapun juga
makna nama Brebes itu, kiranya bukanlah masalah bagi penduduk Brebes masa kini.
Yang penting adalah mengambil hikmah dari dalamnya. Suatu kenyataan Wilayah
Kabupaten brebes dianalisa dari segi lahan/tanah, curah hujan serta iklimnya,
mempunyai prospek/masa depan yang cerah. Segala faktor penghambatannya Insya
Allah akan dapat diatasi oleh generasi penerusnya.
Geografi
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling
Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7" - 109°
11'28,92" Bujur Timur dan
6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan
langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Brebes
mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang
yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut
dengan Bahasa Jawa Brebes.
Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga
bertutur dalam bahasa Sunda dan
banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa
lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya
sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes,
adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo,dan Bantarkawung,
dan sebagian lagi ada di beberapa desa di
Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan
perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang
mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal
abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun1627,
batas Kerajaan Sunda di
sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali
Brebes atau Kali Pemali yang melintasi pusat kota Brebes) dan
Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur
laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan denganKota Tegal, sehingga kedua kota ini dapat
dikatakan "menyatu".
Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di
Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian
barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga danGunung
Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang
merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Dengan iklim tropis, curah hujan rata-rata
18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat
potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura,
perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya
Makna
Bentuk dan Motif Dalam Lambang
1.Daun Lambang Daerah yang berbentuk Dasar Segi Lima Melambangkan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila, sedangkan warna biru menunjukkan adanya daerah Pantai dan Pegunungan. Puncak segi lima menunjukkan puncak gunung sedangkan lengkung-lengkungnya menunjukkan gelombang lautan
2. Makna dan motif-motif didalam lambang
a. Bintang Bintang bersudut lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa masyarakat Brebes adalah makhluk yang berKetuhanan Yang Maha Esa.
b. Kapas dan Padi Melambangkan Sandang Pangan
c. Bentuk Bulat Telur serta Gambar Bawang Merah Melambangkan bahwa telur asin serta gambar bawang merah merupakan hasil spesifik daerah.
d. Lima Akar Melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintah Daerah adalah Pelaksana Demokrasi Pancasila.
e. Perpaduan antara tujuh belas butir padi, delapan buah kapas empat puluh lima mata rantai Melambangkan titi mangsa proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
f. Perpaduan tiga umbi bawang merah dan lima akar yang berwarna hitam, puncak bawang yang merupakan nyala api yang tak kunjung padam berjumlah lima. Melambangkan kehidupan Demokrasi (Legistatif, eksekutif, Yudikatif) yang harus dilaksanakan secara dinamis dalam bentuk Demokrasi Pancasila.
g. Sebuah pita putih bergaris tepi hitam yang menyambungkan padi dan kapas ditengahnya bertuliskan: Mangesti Wicara Ebahing Praja dengan warna hitam yang menunjukkan bahwa rakyat Brebes bertekad untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Makna Warna
a. Putih berarti : Kejujuran/Kesucian
b. Kuning emas berarti : Kesatuan/Keagungan/Kemuliaan Kebijaksanaan
c. Merah berarti : Keberanian
d. Hijau berarti : Kemakmuran/Kerukunan
e. Hitam berarti : Keteguhan/Keabadian
f. Biru berarti : Kedamaian/Kesetiaan
Sesanti
Sesanti Daerah adalah Mangesti Wicara Ebahing Praja
1) Arti Sesanti Daerah kata demi kata adalah:
a. Mangesthi : Menuju, menginginkan, menghendaki, mengusahakan, mengutamakan,
bertekad.
b. Wicara : Bicara, cerita, riwayat, pembicaraan, rembug, musyawarah, mufakat,
kebulatan tekad.
c. Ebah (ing) : Gerak, kegiatan, bekerja membangun.
d. Praja : Pemerintahan, Negara, Kegiatan-kegiatan kenegaraaan.
(2) Arti keseluruhan sesanti daerah adalah bahwa rakyat bersama Pemerintah Daerah
Brebes bertekad (Mangesthi) untuk membangun daerahnya guna mewujudkan
kesejahteraan bersama dalam rangka membangun (ebahing) Negara (Praja) dan
Bangsa.
(3) Arti Surya sengkala Mangesthi Wicara Ebanhing Praja
- Mangesthi berwatak : 8
- Wicara berwatak : 7
- Ebah(ing) berwatak : 6
- Praja berwatak :1
Dengan demikian Mangesthi Wicara Ebahing Praja mengandung makna tahun matahari/ masehi : 1678, tahun ini adalah tahun berdirinya Pemerintah Brebes dengan titi mangsa 18 Januari 1678 yang ditandai dengan dilantiknya Bupati Brebes yang pertama yaitu : Raden Arya Suralaya.
Nama – nama Bupati yang Pernah Menjabat di Kab. Brebes
1. Tumenggung Arya Suralaya 1678 - 1683
2. Tumenggung Pusponegoro I 1683
3. Tumenggung Puspaningrat ( Pusponegoro II ) 1683 - 1809
4. Tumenggung Pusponegoro III
5. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda I ( Sura ) 1809 - 1836
6. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda II ( Karta ) 1836 - 1856
7. Kanjeng.Adipati.Ariya. Singasari Panatayuda III ( Sarya ) 1850 - 1876
8. Raden Tumenggung Cakra Atmaja 1876 - 1880
9. Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara I 1880 - 1885
10. Raden Mas Tumenggung Sumitra 1885 - 1907
kemudian berganti nama : Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara II
11. Raden Mas Martanam ( Sawergi III ) 1907 - 1920
12. Kanjeng Raden Tumengung Mas Ariya Purnama Hadiningrat 1920 - 1929
13. Raden Sajikun 1929 (hanya 8 bulan)
14. Raden Adipati Ariya Sutirta Pringga Haditirta 1931 - 1942
15. Raden Sunarya 1942 - 1945
16. Sarimin Reksadiharja 1945 - 1946
17. KH Syatori 1946 - 1947
18. Raden Awal 1947 - 1947
19. Agus Miftah 1947 - 1948
20. R. Sumarna 1948 - 1950
21. Mas Slamet 1950 - 1956
22. Raden Mardjaban 1956 - 1966
23. R.H. Sartono Gondosoewandito, SH 1967 - 1979
24. H. Syafrul Supardi (Kolonel) 1979 - 1989
25. H. Hardono (Kol CZI) 1989 - 1994
26. H. Syamsudin Sagiman 1994 - 1999
27. H.M. Moh. Tadjudin Nuraly 1999 - 2001
28. PLTH Drs Haji Tri Harjono 2001-2002
29. Indra Kusuma, S.SOS 2002 – s.d. Agustus 2010
30. Agung Widiyantoro sementara sebagai Pelaksana Tugas Bupati, sejak Agustus 2010
1.Daun Lambang Daerah yang berbentuk Dasar Segi Lima Melambangkan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila, sedangkan warna biru menunjukkan adanya daerah Pantai dan Pegunungan. Puncak segi lima menunjukkan puncak gunung sedangkan lengkung-lengkungnya menunjukkan gelombang lautan
2. Makna dan motif-motif didalam lambang
a. Bintang Bintang bersudut lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa masyarakat Brebes adalah makhluk yang berKetuhanan Yang Maha Esa.
b. Kapas dan Padi Melambangkan Sandang Pangan
c. Bentuk Bulat Telur serta Gambar Bawang Merah Melambangkan bahwa telur asin serta gambar bawang merah merupakan hasil spesifik daerah.
d. Lima Akar Melambangkan bahwa rakyat dan Pemerintah Daerah adalah Pelaksana Demokrasi Pancasila.
e. Perpaduan antara tujuh belas butir padi, delapan buah kapas empat puluh lima mata rantai Melambangkan titi mangsa proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.
f. Perpaduan tiga umbi bawang merah dan lima akar yang berwarna hitam, puncak bawang yang merupakan nyala api yang tak kunjung padam berjumlah lima. Melambangkan kehidupan Demokrasi (Legistatif, eksekutif, Yudikatif) yang harus dilaksanakan secara dinamis dalam bentuk Demokrasi Pancasila.
g. Sebuah pita putih bergaris tepi hitam yang menyambungkan padi dan kapas ditengahnya bertuliskan: Mangesti Wicara Ebahing Praja dengan warna hitam yang menunjukkan bahwa rakyat Brebes bertekad untuk membangun daerahnya guna mewujudkan kesejahteraan bersama dalam rangka membangun bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Makna Warna
a. Putih berarti : Kejujuran/Kesucian
b. Kuning emas berarti : Kesatuan/Keagungan/Kemuliaan Kebijaksanaan
c. Merah berarti : Keberanian
d. Hijau berarti : Kemakmuran/Kerukunan
e. Hitam berarti : Keteguhan/Keabadian
f. Biru berarti : Kedamaian/Kesetiaan
Sesanti
Sesanti Daerah adalah Mangesti Wicara Ebahing Praja
1) Arti Sesanti Daerah kata demi kata adalah:
a. Mangesthi : Menuju, menginginkan, menghendaki, mengusahakan, mengutamakan,
bertekad.
b. Wicara : Bicara, cerita, riwayat, pembicaraan, rembug, musyawarah, mufakat,
kebulatan tekad.
c. Ebah (ing) : Gerak, kegiatan, bekerja membangun.
d. Praja : Pemerintahan, Negara, Kegiatan-kegiatan kenegaraaan.
(2) Arti keseluruhan sesanti daerah adalah bahwa rakyat bersama Pemerintah Daerah
Brebes bertekad (Mangesthi) untuk membangun daerahnya guna mewujudkan
kesejahteraan bersama dalam rangka membangun (ebahing) Negara (Praja) dan
Bangsa.
(3) Arti Surya sengkala Mangesthi Wicara Ebanhing Praja
- Mangesthi berwatak : 8
- Wicara berwatak : 7
- Ebah(ing) berwatak : 6
- Praja berwatak :1
Dengan demikian Mangesthi Wicara Ebahing Praja mengandung makna tahun matahari/ masehi : 1678, tahun ini adalah tahun berdirinya Pemerintah Brebes dengan titi mangsa 18 Januari 1678 yang ditandai dengan dilantiknya Bupati Brebes yang pertama yaitu : Raden Arya Suralaya.
Nama – nama Bupati yang Pernah Menjabat di Kab. Brebes
1. Tumenggung Arya Suralaya 1678 - 1683
2. Tumenggung Pusponegoro I 1683
3. Tumenggung Puspaningrat ( Pusponegoro II ) 1683 - 1809
4. Tumenggung Pusponegoro III
5. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda I ( Sura ) 1809 - 1836
6. Kanjeng.Adipati.Ariya Singasari Panatayuda II ( Karta ) 1836 - 1856
7. Kanjeng.Adipati.Ariya. Singasari Panatayuda III ( Sarya ) 1850 - 1876
8. Raden Tumenggung Cakra Atmaja 1876 - 1880
9. Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara I 1880 - 1885
10. Raden Mas Tumenggung Sumitra 1885 - 1907
kemudian berganti nama : Raden Mas Adipati Ariya Cakranegara II
11. Raden Mas Martanam ( Sawergi III ) 1907 - 1920
12. Kanjeng Raden Tumengung Mas Ariya Purnama Hadiningrat 1920 - 1929
13. Raden Sajikun 1929 (hanya 8 bulan)
14. Raden Adipati Ariya Sutirta Pringga Haditirta 1931 - 1942
15. Raden Sunarya 1942 - 1945
16. Sarimin Reksadiharja 1945 - 1946
17. KH Syatori 1946 - 1947
18. Raden Awal 1947 - 1947
19. Agus Miftah 1947 - 1948
20. R. Sumarna 1948 - 1950
21. Mas Slamet 1950 - 1956
22. Raden Mardjaban 1956 - 1966
23. R.H. Sartono Gondosoewandito, SH 1967 - 1979
24. H. Syafrul Supardi (Kolonel) 1979 - 1989
25. H. Hardono (Kol CZI) 1989 - 1994
26. H. Syamsudin Sagiman 1994 - 1999
27. H.M. Moh. Tadjudin Nuraly 1999 - 2001
28. PLTH Drs Haji Tri Harjono 2001-2002
29. Indra Kusuma, S.SOS 2002 – s.d. Agustus 2010
30. Agung Widiyantoro sementara sebagai Pelaksana Tugas Bupati, sejak Agustus 2010
31. Hj. Idza
Priyanti,A.Md
Kesenian dan Tempat Wisata
Macam dan Perkembangan Kesenian
Kesenian yang ada di Daerah Kabupaten Brebes dapat dikatakan secara keseluruhan adalah Kesenian Rakyat yang secara turun temuun/ dari nenek moyang dan bersifat kedaerahan.
Macam kesenian yang ada :
(1). Umbul , berkembang terutama di Daerah Randusanga Kecamatan Brebes
(2). Calung, berkembang di Daerah Malahayu Kecamatan Banjarharjo
(3). Marses, berkembang di Daerah Prapag Lor Kecamatan Losari
(4). Kuda Lumping, berkembang hamper di seluruh Kab. Brebes
(5). Burok, berkembang di Daerah Kecamatan Tanjung dan Losari
(6). Wayang Topeng, berkembang di Daerah Terlangu Kec. Brebes dan Desa
Siasem Kec. Wanasari
(7). Genjringan/Terbangan/Sintren dan Wayang Golek
Tempat – tempat Wisata
Tempat – tempat Wisata di Kabupaten Brebes adalah :
(1) Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo
(2) Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan
(3) Telaga Ranjeng di Kecamatan Paguyangan
(4) Pemandian Air Panas di Desa Buaran Kecamatan Bantarkawung
(5) Pemandian Air Panas Tirta Husada di Desa Kedung Oleng Kecamatan Paguyangan
(6) Air Terjun Curug Putri di Desa Mandala di Kecamatan Sirampog
(7) Pantai Randusanga di Desa Randusanga Kecamatan Brebes
(8) Sembilan Gua, di Desa Karangbale Kecamatan Larangan
(9) Gua Terusan, di Gunung Kumbang Kecamatan Salem
(10) Candi Siliwangi, di Desa Wlahar Kecamatan Larangan
(11) Gua Lawa di Desa Songgom Kecamatan Jatibarang
Kesenian dan Tempat Wisata
Macam dan Perkembangan Kesenian
Kesenian yang ada di Daerah Kabupaten Brebes dapat dikatakan secara keseluruhan adalah Kesenian Rakyat yang secara turun temuun/ dari nenek moyang dan bersifat kedaerahan.
Macam kesenian yang ada :
(1). Umbul , berkembang terutama di Daerah Randusanga Kecamatan Brebes
(2). Calung, berkembang di Daerah Malahayu Kecamatan Banjarharjo
(3). Marses, berkembang di Daerah Prapag Lor Kecamatan Losari
(4). Kuda Lumping, berkembang hamper di seluruh Kab. Brebes
(5). Burok, berkembang di Daerah Kecamatan Tanjung dan Losari
(6). Wayang Topeng, berkembang di Daerah Terlangu Kec. Brebes dan Desa
Siasem Kec. Wanasari
(7). Genjringan/Terbangan/Sintren dan Wayang Golek
Tempat – tempat Wisata
Tempat – tempat Wisata di Kabupaten Brebes adalah :
(1) Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo
(2) Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan
(3) Telaga Ranjeng di Kecamatan Paguyangan
(4) Pemandian Air Panas di Desa Buaran Kecamatan Bantarkawung
(5) Pemandian Air Panas Tirta Husada di Desa Kedung Oleng Kecamatan Paguyangan
(6) Air Terjun Curug Putri di Desa Mandala di Kecamatan Sirampog
(7) Pantai Randusanga di Desa Randusanga Kecamatan Brebes
(8) Sembilan Gua, di Desa Karangbale Kecamatan Larangan
(9) Gua Terusan, di Gunung Kumbang Kecamatan Salem
(10) Candi Siliwangi, di Desa Wlahar Kecamatan Larangan
(11) Gua Lawa di Desa Songgom Kecamatan Jatibarang